Tuesday, December 26, 2006

ISA ALMASIH ITU UNTUK SEMUA ORANG

HAWA dingin tidak lagi menusuk di kulit. Hujan deras juga tidak lagi membasahi ..apa itu rintik bahkan deras bergelimang. Indonesia, negeri yang di sini aku nyaman tinggal. Pertama kali aku membuka mata di dunia, pertama kali aku menginjakkan kaki, pertama kali aku mengenal belajar bahkan pertama kali aku mengenal dosa. Aku selalu merasakan tenang tinggal di Ibu pertiwi ini...termasuk di bulan terakhir tahun 2006.

Tahun ini tahun paling berat bagi Ibu pertiwi...berbagai bencana dan derasnya tangisan turut menjadi hiasan yang tidak elok. Ketika umat Nasrani merayakan kelahiran seorang suci yang mereka sebut sebagai juruselamat, hujan di kota Surabaya pun jarang menyapa. Aku pikir, Natal tidak identik dengan hujan deras, hawa dingin atau bahkan salju yang tidak mungkin pernah jatuh di tanah Ibu pertiwi. Natal bukan perayaan pesta pora. Aku pikir bahkan secara ekstrem ; NATAL BUKAN SINTERKLAS atau KADO DI DALAM KAOS KAKI. Aku tahu, Natal itu peringatan lahirnya Isa, yang disebut Mesias...yang aku rasa, Isa itu lahir bukan cuman buat orang Kristen atau Katholik. ISA LAHIR KE DUNIA, BUAT ORANG YAHUDI, BUAT ORANG ARAB, BUAT ORANG AFRIKA, ORANG AMERIKA, EROPA, MEKSIKO, ISA LAHIR JUGA BUAT ORANG INDONESIA.

Indonesia, sebuah negeri Ibu pertiwi yang sedang menangis karena tsunami, karena longsor, karena banjir, karena kebakaran, kriminal yang terus meningkat, karena lumpur...terlebih dari itu karena penduduk negeri in lebih senang kepada mistis dan melupakan SANG PENCIPTA mereka. PENCIPTA yang menganugerahkan Ibu Pertiwi untuk mereka tinggali sehingga penduduk Indonesia bisa selalu bersyukur...bukan datang ke kuburan, datang mencari tuyul, mencari hantu jeruk purut, pocong, kuntilanak dan roh-roh yang menjauhkan kita dari Sang Pencipta.

Ibu pertiwi sedang menangis karena anak-anak Indonesia tidak lagi mencari kehadiran ALLAH yaang dapat mengisi hati mereka, memberi damai dan bisa saling membagikan itu kepada semua orang.

Jadi kupikir, ISA ALMASIH yang lahir itu bukan cuman buat orang Kristen atau Katholik.
ISA ALMASIH dilahirkan untuk membawa damai dan keselamatan abadi buat semua orang, buat semua bangsa di dunia, buat orang Indonesia. Rasakan kehadiran ISA ALMASIH itu di dalam hatimu.

Wednesday, November 29, 2006

ratapanku jadi tarian

ratapanku tl'ah Kau ubah jadi tarian...


aku harus tetap bersyukur meski dalam letih dan lemah...

karna aku mengamini ini...ratapanku tl'ah Kauubah jadi tarian.....

Saturday, November 25, 2006

ada senyum, ada takut,... tapi ada SYUKUR pula =)





lembayung sekarang dalam ketakutan lagi...

setelah bulan Juni lalu - takut,... namun Sang KHALIK merangkul dan membawaku terbang ke langit dan memberiku kelegaan...
kini, aku takut kembali pula... karena bumi selalu membuat aku merasakan berbagai hal.
Hanya saja berbagai hal itu tak selamanya putih, kuning, oranye namun sering pula hitam, hijau, kelam atau kelabu.

Setiap hari pula tak ada satu pun yang tahu, mataku mengeluarkan butiran kristal-ksristalnya karena tak kuat lagi menahan itu dalam hati. Butiran kristal itu melelah dan membasahi pipi ketika lembayung dalam keadaan tak baik, terjepit dan kesesakan melanda... namun,... Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah dalam diriku? berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku!

lembayung merasa dirangkul sang KHALIK yang senantiasa setia ketika hati dalam sesak yang penuh...maka daku pun bisa mengucapkan rasa syukur yang mendalam ketika kesesakan itu melanda... Maka bukan lagi daku mengucap "mengapa, aku susah?" tetapi lebih dari itu, "Siapa penolong dalam susah-ku?" aku tahu, ada Sang KHALIK dengan penuh kelembutan membelaiku, dengan cinta yang benar-benar tulus... memberikan daku kelegaan dan ketenangan.... daku bersyukur...bersyukur dalam air mataku




Saturday, June 03, 2006

a k u t ak bis a ter sen y u m

aku sedang mengalami suatu ketakutan...
hebat dan letih sekali......

aku mungkin bisa tersenyum (kelihatannya)
tapi tidak dalam hati.

Aku mungkin bahkan menjadi tak bisa tersenyum....
aku telah belajar sesuatu untuk tidak menyerah,
tapi kali ini,
aku benar2 takut....

sahabat disekitarkupun tidak tahu (mungkin) kalau aku sedang takut.
takut sekali.
seperti anak kecil yang sednag menangis dan berteriak ketika lampu di kamarnya tiba-tiba mati.
HikZ!
AKu takut,
dan aku sendirian......

Thursday, May 18, 2006

BERBAGI SUAMI (Film karya sutradara NIA DINATA)

Menjawab Semua Keresahanku


Seorang pria keberadaannya selalu diagung-agungkan di negeri ini. Kerika ia memiliki banyak pendamping wanita (BACA: beristeri banyak), maka masyarakat cenderung menganggap biasa. Bahkan ketika ia mengungkapkan kepada khalayak bahwa ia dapat membagi dengan "adil" cintanya kepada seluruh isteri, masyarakat malah memuji sikapnya itu. Lain hal dengan seorang wanita yang berjuang keras untuk menghidupi keluarganya dengan menjadis eorang penyanyi dangdut, masyarakat cenderung mencemoohinya. Wanita itu dianggap tidak bermoral, goyangannya membuat lelaki bernafsu, seronok, merusak moral bangsa. Hingga akhirnya masalah poronografi dan pornoaksi menjadi polemik.
Akhirnya bangsa ini lebih memilih kehidupan Poligami ketimbang memperhatikan masalah perempuan yang jauh lebih kompleks. Ini merupakan keresahan saya.
Namun keresahan ini terjawab pada "BERBAGI SUAMI". Sutradara dan penulis film, Nia Dinata mungkin pula resah dengan kehidupan poligami yang sudah jadi pembicaraan di negeri ini. Agamamenjadi salah satu alasan untuk kehidupan poligami bangi kebanyakan pria.
Salma. Seorang wanita yang berprofesi sebagai dokter, begitu sakit hati ketika tahu kalau Pak Haji, suaminya telah beristeri lagi bahkan mempunya anak lagi. Keberadaanya sebagai seorang dokter tidak menjamin akan meimiliki keluarga sempurna, idamannya. Mau tidak mau, Salma bahkan harus membiasakan diri berbagi suami dengan isteri kedua, bahkan isteri ketiga, yang usianya sebaya dengan Nadim, puteranya."Apa umi sayang abah?" pertanyaan Nadim ini dengan mudah dijawab, "Kalau tidak sayang, tidak keluar kamu.."Tetapi pertanyaan berikut membuat ia tidak berkutik, takut sendiri dengan keadaan & realitanya, "APa abah sayang Umi?"Ukuran cinta seorang wanita memang tidak bisa bertitik tolak apakah suaminya setia kepadanya dengan tidak kawin lagi. Prinsip ini yang mau tidak mau (BACA:Terpaksa) dipegang Salma, ketika tahu suaminya berpoligami.
Wanita berikutnya, Siti. Gadis kampung ini tahu kalau pamannya sudah punya 2 isteri. Ia bahkan telah membiasakan diri dengan 2 isteri pamannya itu dan keponakan-keponakannya.. Belum sempat ia memahami dengan jelas liku-liku kehidupan poligami pamannya ini,Sti pun dilamar menjadi isteri ketiga. Karena keadaan yang memaksa, ia pun hanya pasrah dikawini oleh paman yang ternyata hanya seorang sopir PH film.
Ming. Dara cantikketurunan Tionghoa ini sempat melebur impiannya menjadi seorang aktris. Alsannya, ia bosan hidup susah. Llalu ia menerima tawaran KOh Abun, pemilih restoran bebek, tempat Ming bekerja. Gelar isteri muda yang disandangnya kini harus ia tutup rapat-rapat. Hadiah apartemen dan mobil menjadi fasilitasnya kini. Meskipun ia tahu resikonya jika isteri pertama (yang merupakan majikannya itu) suatu saat akan melihat sebuah kenyataan itu.
Salma, Siti dan Ming adalah gambaran sebuah realita. Wanita-wanita yang menjadi korban nafsu para pria. Inilah yang sedang terjadi di Indonesia. Sekali lagi, masyarakat bahkan khanya menganggap itu "biasa". Wanita dengan seenaknya saja harus (BACA:Dipaksa) mengerti akan keadaan yang terjadi. Kenyataan bahwa pria itu tidak setia dan sellau ingin memuaskan hasratnya dibungkus indah dalam balutan alasan "menghindari zinah". Wanita hanya bisa mengelus dada dan pasrah...
Namun film arahan Nia dinata ini moga-miga jadi wacana bagi seluruh rakyat Indonesia. Bahasa-bahasa sindiran khasnya yangh tertata dalam gambar-gambar indah penuh makna ini setidaknya akan membuat penonton terperangah. Mungkin kita akan tertawapada beberapa adegan di film itu. Tetapi tawa kita itu adalah tawa pahit pada sebuah realitas gaya hidup sebagian pria di negeri ini. Sekarang saatnya kita memilih. Kalua bisa memilih untuk tidak berpoligami jangan ragu untuk menjatuhkan pilihan ini, karena pilihan untuk tidak berpoligami akan menghapus sakit hati dua makhluk bernama : wanita dan anak. Ini pesan yang saya tangkap dari"BERBAGI SUAMI".
Saya menjagokan film ini menjadi film terbaik tahun 2006. Sebuah gambaran kenyatan gaya hidup (sebagian) orang Indonesia yang tidak boleh dilestarikan.

Sunday, May 14, 2006

orange (from fang^, ma cute friend:)

orange angel? cool...aku kemaren nyari2 arti orange, ternyata artinya bagus ya cheezz...artinya tuh semangat cerita antusias (persis kayak kamu deh).dan yang lebih keren lagi oranye adalah warna yang mewakili perubahan. Oranye mewakili warna langit senja ketika sore mau berubah jadi malam. Oranye juga mewakili daun musim gugur yang menandai summer mau berubah jadi winter.And i hope your orange defines your change, cheez, closer to Jesus's image everyday... ^.^

RUU APP (diskusi lanjutan)

RUU makin panas akhir2 ini... Pihak agamis semakin mengklaim diri, mereka paling bener, lantaran ingin menyelamatkan moral bangsa... Pake melempari rumah Inul, Melempari kantor Playboy... GOSH! Mana yg tidak bermoral. Definisi "Moral" memang makin melenceng di negara kita akhir2 ini.
Kupikir, masih banyak anak2 jalanan yg tidak mampu buat sekolah, kayaknya membiayai mereka untuk sekolah,ITU BARU BERMORAL!
atau....
saya menjadi sangat khawatir, "Moral" di negara ini SAMA DENGAN :
(bla) (bla) (bla)...... sesuatu yg sangat merugikan orang lain....
begitukah?
Apakah anda peduli dengan bangsa ini?

Apa definisi moral menurut anda?

Thursday, March 23, 2006

Thursday, March 02, 2006

UU Anti Pornografi dan Pornoaksi

Setuju aja asal batasannya jelas....
karena kalo enggak, menurut saya ini bakal mematikan budaya kita sendiri, kan?
Anda ingat kalau banyak budaya kita yang berkostum tidak tertutup. Begitu pula dengan tari-tarian dan budaya lain. Ini semua tergantung MATA orang yang melihatnya... Apakah ada yang berani menjamin bahwa orang-orang yang menuntut Inul dan kawan-kawan (dengan goyang nge-bornya) dapat merusak moral bangsa itu, di kamarnya tidak menyimpan VCD porno? Hem,... saya sih, kurang yakin. Sekali lagi tergantung MATA orang itu sendiri. Bagaimana dengan anda??

Saya membuka diskusi ini....

Monday, February 27, 2006

Realita Cinta dan Rock ‘n Roll


BERANI menghadirkan KETERBUKAAN



Nugi dan Ipang adalah wakil generasi muda saat ini. Generasi yang sedang mencari jati diri dan butuh kasih sayang, di sela realitas kehidupan yang tidak selalu manis. Dua pemuda ini bersahabat dan terlihat bandel. Mereka bosan dengan rutinitas sekolah dan mencintai musik rock & roll sebagai jiwa mereka.

Nugi berlatar belakang keluarga yang unik. Ia tinggal dengan ibunya, tanpa tahu jelas ayahnya. Sampai suatu realita membelalakkan matanya. Bayangan seorang ayah yang asyik, keren, bisa diajak melakukan hal-hal yang biasa dilakukan lelaki, menjadi sirna. Nugi harus berani melihat ayhnya sebagai seorang waria. Kekalutan hati dan pemberontakan menguasai diri. Ipang, sahabat Nugi pun harus belajar menerima kenyataan, kalau dirinya hanya anak adopsi.

Penuturan cerita di film ini begitu natural, tanpa terlalu berbumbu dramatis dan teatrikal. Pembawaan akting Herjunot Ali dan Vino G. Bastian sebagai pemeran utama tampak dekat sekali dengan kahidupan sekitar. Karakter-karakter seperti ini mudah ditemui di sela-sela kesibukan Metropolitan. Seharusnya kisah Nugi dan Ipang dapat menjadi pelajaran bagi para orangtua dan anak. Keterbukaan dan komunikasi yang baik harusnya hadir di tengah keluarga. Jika seorang anak merasa nyaman dan diterima di lingkungan terkecilnya (KELUARGA) maka hal itu akan tercermin dengan sikapnya pada lingkungan sekitar. Sebuah sikap berani menerima kenyataan, rela mengasihi dan menyayangi meski harus menelan kepahitan dan hubungan persahabatan kuat yang berani marah untuk menegur, sangat kental serta menjadi kekuatan cerita film ini.

Kritik untuk film ini ; sebaiknya adegan merokok oleh kedua tokoh utama dapat dikurangi. Menurut saya, penggambaran kebandelan Nugi dan Ipang sudah cukup. Ada banyak adegan sebenarnya tidak penting disertai adegan merokok, ternyata dilakukan. Sehingga sedikit mengganggu keindahan gambar. Berikutnya tokoh Ayah Nugi yang melakukan transeksual pun kurang jelas. Kehadirannya sebagai pelengkap mengundang pertanyaan : Sebenarnya apa alasan dia berani meninggalkan keluarga dan menjadi waria? Hal ini dapat menimbulkan prasangka negatif di benak penonton. Tentu pula merusak keapikan jalinan cerita yang sudah ada. Namun semuanya itu meman harus menjadi pelajaran agar karya-karya berikutnya dapat memberikan pesan moral yang jelas terutama bagi generasi muda yang sedang mencari identitas diri.

Akhirnya acungan jempol patut saya berikan pada seluruh kru dan pemain. Menurut saya, REALITA CINTA DAN ROCK ‘N ROLL ini layak masuk jajaran nominasi film terbaik tahun ini, karena keberaniannya mengangkat sebuah realitas kehidupan para muda.

Maju terus perfilman Indonesia !

Masih Ada Yang Muda (ternyata)...

Beberapa waktu yang lalu aku mengunjungi sepupuku yang sedang dirawat di Rumah Sakit. Dia masih SD kelas 6 namun karena kamar rawat inap bagian anak-anak penuh, maka ia dirawat di kamar yang berisi orang-orang dewasa dan orang tua.

Pertama kali datang aku agak kaget. Hal ini disebabkan keadaan Rumah Sakit lebih ramai dari biasanya. Seperti kubilang tadi, hari-hari ini banyak orang yang dirawat di Rumah Sakit. Pasien dan pengunjung bertumpah menjadi satu. Sampai suatu saat aku ingin ke toilet, kata pamanku, di dekat kamar ini ada toilet untuk pasien tapi tak apa jika aku pakai. Kemudian aku menuju toilet yang ditunjukkan.

Ketika aku melihat dua suster perawat, aku memutuskan untuk bertanya di manakah toilet untuk umum lalu aku ditunjukkan pada satu jalan. Aku langsung menghampiri toilet yang dimaksud tersebut. Tidak aku duga ternyata, perjalanan menuju toilet itu aku banyak berpapasan dengan para perawat Rumah Sakit. Sebagian ada yang berkelompok mengobrol, sebagian lain sibuk mengerjakan sesuatu sementara yang lainnya berdiskusi tentang kondisi pasien. Sesaat aku memperhatikan wajah mereka satu per satu ; sama sekali belum ada guratan di wajah mereka. Ya. Para perawat itu adalah wanita-wanita muda yang masih energik dan penuh semangat. Mereka bekerja dengan senyum dan keramahan. Di dalam benakku, aku berdecak, ternyata masih ada ya, pemudi-pemudi yang masih mau peduli. Mereka mengorbankan waktu untuk menjadi perawat dan mencurahkan kasih sayang pada sesama. Hal itu semata-mata bukan karena profesi saja. Kupikir ini lebih kepada satu komitmen yang ada di setiap hati perawat-perawat muda itu. Di tengah dunia yang mengedepankan “ego” ternyata masih ada orang-orang muda yang masih peduli kepada sesama mereka. Bukan hanya itu, mereka dapat merealisasikan cinta mereka itu pada sesama (secara nyata).

Aku yang masih 21 tahun ini hanya hanya menunduk dan bertanya,
“Bagaimana aku dapat merealisasikan cintaku pada sesama ?”
Mungkin engkau juga sama denganku?
Jangan diam saja, segera lakukan disertai dengan komitmenmu.

Monday, February 20, 2006

fiuh....

HARI ini aku bertengkar dengan sahabatku (LAGI! Setelah berminggu-minggu DAMAI-damai saja...) Tapi, sekarang sudah selesai. Kami saling berdiskusi dan menyamakan persepsi. Masalahnya hanya SATU : Perbedaan karakter. Namun bukan berarti tidak bisa bersama, kan? Secara pemikiran tentang beberapa hal, kami sama. tetapi tentang prinsip dan karakter, jauh berbeda,... Namun aku berusaha mengerti dan mengerti.. Aku yakin, sahabatku juga melakukan hal yang sama. Semua orang butuh belajar, kan? Meski kami sudah kenal sejak kecil dan menjadi sahabat kurang lebih enam tahun terakhir, tetapi kami (aku, terutama- setidaknya buat diriku) butuh belajar mengerti. Justru inilah kebangganku... Aku mempunyai sahabat yang BERANI menegurku, bahkan membentakku (meskipun aku tidak senang, jika ia melakukan di depan beberapa orang... he,.he..).. karena seorang sahabat harus berani melakukan itu agar agar ada perubahan yang lebih baik.

Ada hal yang lucu. Kami bertengkar sebelum pergi ke tempat ibadah... namun ternyata pemimpin ibadah berkutbah tentang mengasihi sahabat, berani menegur sahabat... Skenario Sang KHALIK memang TOP banget.. Aku merasa tertegur dan makin mengasihi sahabatku. Aku TIDAK BOLEH marah, jika sahabatku menegur. Sebab aku harus tahu, kalau ia pasti menegur dengan kasih (meskipun ada bumbu jengkelnya... he,he...)

Yah,... sekarang AKU BELAJAR BANYAK (MAKIN belajar), sebuah hubungan persahabatana memang harus selalu begitu.. Kuncinya satu : Hadirkan Sang Khalik dalam persahabatan itu, dan kau akan mengerti serta belajar banyak hal yang POSITIF.

Damai bersamammu....





(thank you, brotha 777 SN)

Friday, February 03, 2006





(31 Januari 2006, 00:58 wib)


Hari ini aku pergi ke dokter. Sudah lama Papa memintaku untuk kontrol, karena tekanan darahku yang beberapa kali mencapai 140. Mulannya agak takut juga. Bukan apa-apa. Kupikir ruang gerakku untuk beraktifitas akan jadi tidak bebas lagi. Pasti diminta beristirahat. Namun di depan perawat rumah sakit, tekanan darahku hanya 120. normal. Dokter malah menganalisa aku kurang darah, kurang zat besi lantaran keluhan pusingku. Aku bernapas lega. Aku bersama Papa Mamaku dan aku merasa nyaman.

Hari ini pula aku ke rumah kakekku. Ah, mencoba menjadi cucu yang baik. Kakekku sudah sebulan sakit stroke. Hari ini aku ingin merawatnya, melayaninya dan melakukan hal-hal yang dia minta. Tadi sore aku membasuhnya dengan air bersama tanteku. Kalau orang sehat, namanya : mandi sore. Aku memberi minyak kayu putih dan menaburi bedak di punggungnya. Entah kenapa aku merasa bahagia sekali ketika melakukan itu.

Jam 9 malam pun tadi aku mengantarnya kontrol ke dokter bersama Papa Mama dan kedua om-ku. Sekali lagi ada perasaan bahagia kembali. Tidak hanya bisa melayaninya, tetapi aku menikmati bercengkerama bersama adik-adik Papaku itu. Aku tidak dianggap lagi anak kecil, tetapi seorang pria. Aku melakukan banyak hal dengan keluargaku hari ini dan aku sangat menikmatinya.

Bagaimana dengan anda?
Sudah terlalu banyakkah waktu dengan keluarga?
Mereka menganggap anda berharga, lho...

Thursday, February 02, 2006



-bagian 2-


(29 Januari 2006)




Aku menangis dan mengalami ketakutan. Kukirimkan pesan pendek kepada seorang sahabat yang sudah kuanggap sebagai kakak perempuanku, bahwa aku ingin mengakhiri hidupku.... bukannya malah mencegahku dan membesarkan hatiku, ia malah menantangku dan memberi pertanyaan besar (sebenarnya aku pun tahu jawabannya). Hatiku terlalu keras untuk menjawabnya bahkan.

Apa benar Sang Khalik tidak mencintai aku ?

Aku telah melakukan kesalahan. Beban berat hidupku yang menghimpit seharusnya dapat kuselesaikan dengan BERANI menghadapinya. Sang Khalik cinta aku. Seharusnya aku meraih uluran TanganNya untuk menghadapi semua beban hidupku.

Pesan singkat kembali kukirimkan pada seorang sahabat lainnya. Ia pun mengingatkan kalau aku TIDAK SENDIRI. Sang Khalik betapa menyayangi aku dan sanggup mengambil semua penatku dalam hidup. BELIAU terlampau mencintai aku. Semua usahaku mengakhiri hidup bukan jalan yang terbaik.

Kini aku tahu, jalan terbaik buatku adalah ikut jalan Sang Pencipta. Pencipta yang telah memberi banyak pelajaran dalam hidupku tidak penah meninggalkan aku. BELIAU bukan Pencipta yang jauh, tapi Pencipta yang dekat. Engkau pun dapat merasakannya, kawan. Ketika jantungmu berdetak dan nadimu berdenyut, itu berarti BELIAU ada untukmu. Beban hidup menghimpit hidupmu? Kau hanya perlu lakukan ini ; Diam dan katakan pada Sang Khalik, engkau mau berserah. BELIAU akan lakukan bagianNya.


-bagian 1-


(29 Januari 2006)




Aku sedang duduk di salah satu bangku rumah ibadah. Kali ini aku datang jauh lebih pagi. Iringan lagu “Above All” membawa teduh suasana hatiku. Layangku menerawang menembus altar. Sebuah tempat pemimpin ibadahku nanti bertutur. Semua akan mendengarkannya, karena ia akan bertutur tentang Sang Khalik. Akupun masih duduk tenang menuliskan ini. Sejak tadi malam, aku ingin melakukannya. Kukira ini saat yang tepat.

Ehm,...
Aku pernah beberapa kali ingin bunuh diri pada tahun lalu. Jangan heran ! Mungkin beberapa orang mengenal aku orang yang ceria, selalu meramaikan suasana dan tidak pernah punya bebean hidup (SEPERTINYA). Namun tahun lalu itu merupakan proses hidupku yang paling mencapai klimaks.

Satu kali di pertengahan tahun :
Aku bertumbuh secara spiritual, tapi ternyata aku malah jatuh secara manusiawi. Aku berusaha bangkit... selalu begitu. Kala itu adalah titik akhirku. Temperamenku yang cenderung melankolik, membawa hanya pada sisi negatifnya saja. Kesensitifanku menjadi sangat meledak-ledak. Beban hidupku yang teramat berat buatku (waktu itu) membuat aku menjadi tidak percaya pada sekitarku. Sahabat-sahabat yang mengasihiku, aku anggap menjauhiku. Semua keadaan itu menghancurkanku. Aku putus asa dan kehilangan kendali. Konsep spiritualku sejenak hilang dan terhempas jauuh... konsep bahwa aku ini dicintai Sang Khalik, konsep bahwa aku ini berharga, konsep bahwa aku ini sahabat Sang Khalik, sirna semua.

Aku terlalu fokus pada diriku, mengasihani diriku dan menganggap aku ini manusia paling sengsara, paling penuh kesalahan dan kekhilafan memenuhi sekujur tubuh. Hal inilah yang membuat aku menjadi pengecut ! Aku takut menghadapi masa depan terutama diriku.
Jadi apalagi ? aku berlari ke dapur dan hendak menyayat tanganku bahkan menusukkannya di tubuhku.

Sekali lagi, aku pengecut !
Aku masih ketakutan.
Menghadapi hidup takut. Mengakhiri hidup malah takut. Aku harus bagaimana? Aku mengerang-erang kesakitan dalam kamarku. Kubentur-benturkan kepala ini melawan tembok. Aku menarik-narik rambutku dan napasku tersengal-sengal. Depresi luar biasa melandaku kala itu.

Saturday, January 28, 2006

DALAM KERAPUHAN (ajarku bersyukur)

Pelita jiwaku entah sudah meredup atau tidak,
Ketika lolongan serigala itu datang,
Aku menjadi takut.

Aku sebenarnya tidak suka dengan suara-suara itu!
Tapi ia selalu datang dalam kesahku
dan mengintip di rasa bahagiaku

KETIDAKPASTIAN.
Ini yang jadi ketakutanku juga.
Sebuah perasaan yang menjadikanku lemah pun RAPUH.

Aku sudah lelah menjadi anak burung gereja
Yang kecil dan selalu tidak dewasa, tampaknya.
Meski aku bahagia dengan keria-ria-anku yang jadi
penyemangat berkobar..

YA! Keria-riaan yang selalu jadi topeng dalam
setiap aralku melintang.
Aku burung gereja yang pemurung, lemah,
tidak berdaya dan selalu RAPUH.
Tetapi aku tidak ingin burung-burung lain tahu.
Apalagi SERIGALA!
Mendengar lolongannya pun aku sudah TAKUT.

Aku hanya bisa menghempas sayapku,
Pasti kau bertanya; Rajawalikah aku?
Rajawali yang bersayap kokoh dan kuat
Melewati samudera dan pulau-pulau.
Sebuah ejekan, kan, pasti?
Seperti kubilang; aku hanya burung gereja kecil,
Yang tentu bersayap kecil.
Aku tak sanggup mengitari dunia ciptaan KHALIK.
Aku hanya mampu mengitari
Bangunan kokoh, yang selalu
memperdengarkan kidung-kidung sorgawi,
Bangunan kokoh yang selalu memampang
garis vertikal dan horisontal sebagai simbol kemenangan.

Aku hanya mampu menjadi daya tarik orang-orang itu.
Orang-orang yang sedang menyanyikan pujian KHALIK,
Orang-orang yang sedang duduk diam,
mendengarkan Imam KHALIK berkotbah,
atau hanya menarik perhatian anak kecil yang ada dalam
pangkuan ibunya yang sedang berbakti.

Aku menyayangi bangunan kokoh itu.
Karena disitulah aku bisa berteduh,
Aku tenteram dalam sayup-sayup pujian megah bagi KHALIK.
Aku menjadi pusat perhatian anak-anak manusia,
yang mungkin aku lebih besar dari lalat atau serangga (bagi mereka)

“Burung gereja kecil, burung gereja kecil”
OUGH! Aku benci kalimat itu.
Seperti nada mengejek atau merendahkan,
Seperti terjemahan lolongan serigala
yang selalu memperdengarkan suaranya di malam hari..

aku tak tahu apa aku bosan menjadi burung gereja kecil,
yang RAPUH dan sama sekali tak menarik perhatian,
yang hanya ‘jago kandang’
yang hnya memakai topeng keria-riaan belaka…

aku ingin bisa terbang bebas seperti rajawali,
tanpa beban pikiran atau keresahan

aku memang kecil,
tetapi beban pikiranku besar.
Aku penat dan aku lelah.

Tetapi satu saat, Sang KHALIK
Menyapaku dan mengajak-ku untuk :
“Bersyukur…”

BALADA ASAP 16: Ke-Eksisan Sebuah Puntung






Sebuah catatan cerita, dalam bingkai uneg-uneg tentang sebuah fenomena……


cakrawala hari ini memamerkan keindahan sinarnya. Tingkap-tingkap langit menjadi begitu terbuka turut memperlihatkan kuat sinar sang surya. Kebetulan sekarang hari minggu. Terdengar sayup-sayup suara nyaring mengalunkan lagu-lagu pujian bagi Khalik. Lantunannya lembut hingga terasa nuansa kesucian yang terbalut apik dalam mahligai sorgawi. Kebaktian pertama yang berlangsung itu menyisakan makna tersendiri bagi jemaat yang telah beribadah.

Sang Penyampai Firman keluar pintu dibarengi petugas gerejawi yang katanya disebut majelis. Senyum pun bermekaran di sana-sini wajah mereka, menebarkan kepada semua jemaat sebuah rasa damai dari sorgawi. Tugas selesai. Sang Penyampai Firman meletakkan lelah sembari mengumpulkan tenaga untuk persiapan kebaktian selanjutnya.

Seorang anak kecil baru saja menghentakkan kaki mungilnya di halaman gereja. Ia berlari kecil menuju sekolah minggu. Sesuatu yang sangat dinantinya di akhir hari sekolahnya. Senandung kecil terlantun di bibirnya. Itu terjadi sebelum saat ia terbatuk-batuk karena bertemu dengan asap. Asap yang tentu kental dengan pekat tembakau berbaur racun itu hebat berbaur dengan udara. Anak kecil itu berhenti. Ia menghentikan langkah, menengadah ke atas. Terlihat asap yang begitu tebal berwarna putih –bukan suci– dengan arogannya menguasai udara di sekitar gereja. Dalam benaknya terlintas satu hal: rokok. Puntung yang selalu dipuja sebagai simbol kemaskulinan itu menyisakan kekecewaan tersendiri buatnya. Ayahnya meninggal karenanya… Kini sebuah perenungan kecil menjadi ritual mendadak anak itu. Ia terduduk di tengah asap yang pekat. Meski ia tak mau bertemu dengan asap itu.

Kemudian terdengar langkah kaki yang semakin mendekat. Beberapa orang yang baru saja menyebarkan senyum damai kepada semua jemaat ternyata sedang lewat. Mereka berseragam dengan warna khusus, lambang pelayan Tuhan yang setia, pendamping sang Penyampai Firman. Anak itu hendak memberikan wajahnya dan menyapa mereka. Tentu pula seperti seorang anak yang sedang mengadukan sesuatu kepada ayahnya. Ia begitu terganggu dengan pasukan asap rokok yang bergelimang bebas menguasai udara gereja,

“Om Majelis, om majelis…” sapa anak itu.

Namun ketika matanya beradu dengan wajah-wajah mereka, anak ini begitu tersentak. Mulut-mulut mereka mengeluarkan asap, tangan-tangan mereka bersela puntung berasap, di sekitar mereka penuh asap. Anak kecil itu terbatuk-batuk sampai kelelahan, sampai ia memutuskan untuk berlari. Ia berlari kencang keluar gereja, jauuuh… jauuuuuuuuh, semakin JAUH. Ia tak mau lagi kembali ke gereja manapun.

Meski pertanyaan-pertanyan bercokol tajam dalam pikirnya,
“Apakah pelayan-pelayan Tuhan itu seperti ayahnya: Menikmati puntung beracun dan terbuai karena memuja sang Asap beracun??? Apakah semua pelayan begitu?? Haruskah sejuk udara gereja yang harusnya KUDUS menjadi RAKUS memakan semua ASAP???”


Anak kecil ini tidak bisa menjawab, yang jelas ia selalu kehilangan sukacita di hari-hari minggunya.



Ku harap ilustrasi di atas TIDAK TERJADI LAGI di ressud 16…


Konsumsi Syuting untuk Tukang Sate




Satu kali aku punya cerita di bulan November/Desember lalu (agak lupa).
Kala itu aku hendak pulang dari lokasi syuting. Tepatnya di rumah seorang kru (Bibi, penata kostum & rias). Dia dan keluarganya menyediakan makanan untuk kami, para kru dan pemain. Namun ternyata konsumsi itu sisa, kurang lebih 4 bungkus. Bibi memintaku membawa pulang atau membagikannnya pada yang lain. Mulanya aku menolak. Aku menduga kalau teman-teman yang lain pasti menolak. Apalagi aku sendiri. Bibi tetap memintaku membawa pulang. Kuputuskan untuk membawanya kemudian.

Sesampai di rumah, ternyata seluruh keluarga telah makan malam. Aku sedikit khawatir, mau diapakan nasi yang kubawa ini... Lalu kupaksakan makan satu bungkus, itupun bersama Mama. Beberapa saat kemudian Mama keluar rumah untuk membeli sate, langganana kami. Beliau kemudian masuk rumah kembali dan membawa 3 bungkus nasi konsumsi itu. Tak berapa lama Mama masuk dengan membawa beberapa tusuk sate di piring.

“Lho, nasi itu ditukar sate?” tanyaku heran.

“Bukan ! Mama beli Sate, dan nasi itu Mama berikan pada Ibu penjual Sate...”


Aku agak mengekeh. Penjual makanan kok, diberi makanan. Mama kemudian bertutur kalau nasi itu langsung dimakan oleh Ibu penjual Sate. Katanya enak, enak sekali....
Dari cerita Mama itu aku menyimpulkan kalau ibu Sate ini sangat menikmati nasi itu.

Aku kemudian trenyuh dengan kisah Mama selanjutanya. Ternyata Ibu Sate itu punya 4 anak, jadi 2 bungkus itu akan ia bawa pulang, ia ‘persembahkan’ untuk anak-anaknya. Aku memakai kata ‘persembahkan’ karena menurutku, itu kata yang tepat. Seorang ibu muda yang bekerja susah payah berjualan sate, keliling tempat satu ke tempat lain. Ia berjalan kaki membawa barang dagangan di atas kepala. Ketika ia mendapatkan makanan yang tidak pernah ia makan, ibu ini masih ingat akan anak-anaknya di rumah. Aku menjadi tertegun. Andai saja aku benar aku benar-benar menolak nasi itu, Ibu Sate ini tidak jadi makan nasi itu dan keempat anknya pun tidak.


Kawan, jika Sang Khalik menitipkan rejeki untuk orang yang membutuhkannya jangan menolak atau menundanya, ya...




(Terimakasih, Bibi untuk Nasi Bu Kris pemberianmu)

Friday, January 20, 2006

semangati aku, ya...

aku cuman pengen nulis ini sekarang....

"semangati aku, ya......
siapapun yg kenal aku......"

...Pertengkaran Tengah Malam....

(November 2006)

(Aku sedikit malu sebenarnya mengingat kejadian itu, tapi aku enggak pernah lupa...Karna aku belajar tentang sesuatu)


Malam itu aku tegang sekali.. Seharian kami telah lelah syuting, Kala itu kami ambil gambar di Tretes, dekat Vila Stefy. Sepanjang sore kami menghabiskan waktu di padang rumput di atas bukit (bermandikan kemilau surya dan desiran angin sepoi). Namun esok hari pukul 4 pagi kami harus bangun dan ambil gambar lagi sampai sore (karna sebelum pukul 18.30 kami harus pulang ke Surabaya).
AKu tidak bisa memejamkan mata. Entah kenapa aku sangat terganggu dengan suara-suara obrolan. Dua sahabatku (mereka Produser dan mitra Sutradaraku di film ini) di ruang tengah dan aku di kamar. Mereka berisik sekali (menurutku waktu itu). AKu meminta mereka beberapa kali untuk segera tidur saja, karna ini sudah jam 12 malam, sedangkan jam 4 pagi semua harus sudah siap-siap ambil gambar. Semua kru dan pemain telah berada dalam kamar masing-masing kecuali mereka berdua, bahkan. Aku sangat2 khawatir dengan kesehatan mereka. Semua butuh istirahat di tengah2 kerja keras seperti waktu itu.
Kepalaku mau pecah dan aku JENGKEL SEKALI , karena mereka tidak kunjung beristirahat. Emosiku berhamburan keluar. AKu benar-benar MEMAKSA MEREKA untuk segera masuk kamar. Tentu saja respon keduanya yang masih membandel (- menurutku waktu itu) samakin membuatku bernafsu untuk marah. Usahaku berhasil. Meski aku harus menuai CELAAN yang SANGAT MENYAKITKAN hatiku, mereka dengan terpaksa berbaring tidur. Kepalaku pecah dan aku sangat-sangat depresi. Jantungku berdebar dan darah tinggiku kumat seketika...
Fiuh... Aku hanya ingin menyayangi mereka dg meminta mereka untuk beristirahat. Menurutku itu yang terbaik. Aku menyadari beberapa hal kini bahwa yang terbaik buatku belum tentu buat orang lain. Kedua : Kalaupun itu yang terbaik, setidaknya aku harus dapat mengungkapkan itu dengan kasih tulus, seperti yang diajarkan Sang Khalik padaku selama ini. Ketiga : aku harus bersabar. Keempat : aku harus bersabar. Kelima : aku harus bersabar. Keenam : aku harus bersabar. Ketujuh, kedelapan, keduaribu delapan ratus.. bla...bla...bla... aku harus bersabar
Fiuh......
Susah juga! Namun kalau aku bersabar waktu itu, Pertengkaran itu pasti tidak pernah terjadi.

("Sorry Stefy, Sorry Danu.. I love you bro...")

Aku sedang khawatir

(22 januari 2006)

Akhir-Akhir ini aku menjadi orang yg sangat khawatir.
AKu memendam itu sendirian. Biasanya aku dapat membagikan itu kepada sahabat-sahabatku yang selalu aku anggap mereka saudara sendiri. Namun kali ini kulihat mereka sangat sibuk dan banyak hal yang harusnya lebih prioritas mereka pikirkan. Sampai selalu saja aku urungkan niatku untuk berbagi cerita dengan mereka berLima.

Aku khawatir dengan studiku.
AKu semester 7 dan menjelang 8.
Beberapa di antara kawan-kawanku, pada semester 8 mendatang sudah bisa mengambil Skripsi. Sementara aku belum...

Kredit-ku sudah habis, tinggal finishing touched macam : Magang, Seminar dan tentu saja KKN (Kuliah Kerja Nyata). Semua kawanku SUDAH KKN. AKu belum. karena waktu itu aku belum terlalu yakin untuk ikut lagipula ada beberapa tanggung jawab yang belum aku kerjakan. AKhir2 ini aku sering dihina (dengan nada bercanda), kalau aku belum KKN, masih kecil dan sebagainya..

Aku benar2 khawatir, karena aku ingin segera selesai kuliah dan mengejar cita-citaku.
Sementara itu, lamaran magangku di sebuah perusahaan di Jakarta belum mendapat jawaban... Aku benar2 khawatir. Sampai aku akhirnya aku mengSMS sahabat-sahabat dekatku agar berdoa bagiku...
Sebuah SMS yang menguatkanku mampir dan ini kekuatan dari Sang Khalik ;

Suatu anugrah yg besar. Ketika kita dipercayakan sebuah pekerjaan yg di luar jangkauan kita sebagai manusia. Tidak ada pekerjaan yg tidak bisa diselesaikan oleh Tuhan kita. Kita pun juga diperlengkapiNya IMAN dan Diapun tidak pernah menyuruh kita bekerja sendiri atau dengan kemanusiaan kita. Saat kita mendapat pekerjaan besarlah IMAN kita diuji...


(tengkyu 'dik...)

aku baru saja merampungkan filmku

(januari 2006)

Ehm, sesaat aku memandang CD film hasil buatanku bersama teman-teman di 'muvee buzZer' (komunitas pembuat film pemula). AKu menggelengkan kepala dan terlontar kalimat ;

Sebenarnya aku kurang puas (baca jujur : Tidak Puas) dengan editanku di film panjang pertama ini.. AKu beri nilai 5 deh...

Sesaat sahabatku berkomentar ;
Aku nilai 1 (baca: SATU).

Kaget sekali aku! Nilainya rendah sekali...

Sobatku berkomentar lagi ;
...tadinya aku mau beri nilai 9 bahkan 10...
tapi gimana lagi?? yang bersangkutan cuma kasih 5....


OUW!
Aku emang gak puas dengan apa yg kukerjakan. Tetapi aku harus menyadari sesuatu bahwa: Film panjang pertama (dengan durasi 1 jam 45 menit) ini merupakan kerja tim. Bahkan Penata suaraku memberi label discnya dg nama : "Hasil Perjuangan.."
Sobat, tahukan bahwa film ini merupakan anugerah Sang Khalik? Kami bahkan menyelesaikannya serba TEPAT WAKTU!
CD ke dua selesai di"burn" pada pk. 23.00 dan pk 00.20, Film ditayangkan...
Luar biasa, kan?
Karena Sang Khalik yang ternyata juga Sahabatku sendiri, film "Cerita Desember" SELESAI.. Itu ANugerah.

Sekarang aku ralat : Bahwa yg berhak menilai itu hanya Sang Khalik, sahabatku...
Sahabatmu juga, kan?


(Aku ingin menunjukkan film "Cerita Desember padamu juga.... Nantikan ya di Bulan Febuari kami tayangkan lagi...)

akhirnya aku nulis...

Susah juga ternyata mengungkapkan ide melalui cerita pendek.
aku suka menggambarkan suatu ide, perasaan, uneg-uneg dan inspirasi kepada semua orang melalui deskripsi sebuah cerita. Ternyata enggak terlalu mudah..
Berbulan-bulan aku menanti komen2 ttg tulisanku,tapi enggak ada tuh... (HikZ)

ya dawlah... maybe next time...
lagipula aku rindu untuk membagikan banyak hal yang telah aku dapat kini.
Banyak hal tentang kehidupanku yang jadi inspirasiku sendiri. Siapa penulisnya?Sang Khalik kebangganku yang tidak pernah habis menorehkan tintanya melalui cerita-cerita hidupku, walaupun sering aku tanpa izin menuliskan sendiri jalan pikirku untuk hidupku sendiri..

Wow! aku sudah siap untuk berbagi banyak hal kini...