Saturday, December 29, 2007

Bersyukur (Tetap Bisakah?)

(Sebuah Catatan seorang Pribadi)
Seorang pribadi menulis begini :


Kebahagiaan di dapat bila kita mau bersyukur...
dan hal ini yang menjadi sebuah pemikiranku yang mendalam.
Aku tahu, kalau aku mau bahagia... Aku harus bersyukur... HARUS SELALU bersyukur untuk setiap yang aku punyai dan diberikan PENCIPTA kepadaku.

Tapi saat ini, Setiap malam, aku selalu merenungi sebuah pertautan batin.
Aku sekarang benar-benar sendirian.

Aku entah gagal atau belum gagal, tidak lagi mendapatkan sebuah romansa yang disebut cinta.
Tak ada lagi dewi-dewi kehidupan yang mau merajutkan sutra demi kebahagiaan.
Aku tahu, aku tidak boleh merasa begini.
Namun sisi melankolis yang ada dalam pribadiku sedang mengalir deras....

Aku orang yang mencintai sahabat-sahabatku. Aku mengasihi mereka seperti mengasihi saudaraku. Aku menganggap mereka sama seperti anak yang dilahirkan sendiri oleh rahim ibuku. Dan selalu ada ketakutan bahwa aku akan kehilangan mereka. Aku tidak mau kehilangan mereka....

Tapi kenyataannya sekarang aku benar-benar kehilangan mereka. Aku kehilangan mereka...

Satu bahkan terang-terangan mengatakan : "....Sudah saatnya kamu berdiri dengan kakimu sendiri...."
Aku benci itu... Dia mengatakan itu karena dia enggak pengen lagi aku dekat-dekat dia (mungkin).
Dia sudah punya calon istri yang setiap hari selalu ia datangi.
Dia melupakan sesuatu yang pernah ia katakan,... bahwa sekali-kali dia tidak akan pernah meninggalkan kawan-kawan karibnya hanya karena seorang kekasih. Aku ingat betul, saat ia mengucapkan hal itu.....

Tapi itu hanya sebuah janji seirang sahabat, yang seorang manusia. Bisa ingkar, bisa diperbaiki, bisa di "rename" bahkan dengan satu shortcut bisa di "Shift Delete".


Aku benar-benar telah kehilangan.


PENCIPTA, PENCIPTA,.... kembalikan sahabat-sahabatku.....
Aku tidak punya 2 orang itu lagi....

Betapa aku mengasihi mereka berdua... Mereka boleh punya calon istri atau calon suami,...
aku boleh belum mendapatkan calon istri atau tidak mendapatkan pun aku rela, tapi jangan ambil kedua sahabatku dariku.....

PENCIPTA. PENCIPTA dengarlah aku.....





Satu Catatan untuk pribadi ini :
Tetap bersyukur, meski sulit...
PENCIPTA-lah sahabat sejatimu, tidak pernah ingkar janji, tulus, cinta mesra sejati, cintaNYA tidak pernah di "rename" bahkan di "shift delete" lalu di "recycle empty" pun - enggak bisa.

Satu catatan untuk-ku,... :
Ehm ITU SULIT, sih... PENUH PERJUANGAN... Karna aku sama dengan apa yg dia alami. PERSIS. Atau bahkan itu Aku sendiri yang menulis?
Oh, TIDAK!!!!!

No comments: