Saturday, January 28, 2006

Konsumsi Syuting untuk Tukang Sate




Satu kali aku punya cerita di bulan November/Desember lalu (agak lupa).
Kala itu aku hendak pulang dari lokasi syuting. Tepatnya di rumah seorang kru (Bibi, penata kostum & rias). Dia dan keluarganya menyediakan makanan untuk kami, para kru dan pemain. Namun ternyata konsumsi itu sisa, kurang lebih 4 bungkus. Bibi memintaku membawa pulang atau membagikannnya pada yang lain. Mulanya aku menolak. Aku menduga kalau teman-teman yang lain pasti menolak. Apalagi aku sendiri. Bibi tetap memintaku membawa pulang. Kuputuskan untuk membawanya kemudian.

Sesampai di rumah, ternyata seluruh keluarga telah makan malam. Aku sedikit khawatir, mau diapakan nasi yang kubawa ini... Lalu kupaksakan makan satu bungkus, itupun bersama Mama. Beberapa saat kemudian Mama keluar rumah untuk membeli sate, langganana kami. Beliau kemudian masuk rumah kembali dan membawa 3 bungkus nasi konsumsi itu. Tak berapa lama Mama masuk dengan membawa beberapa tusuk sate di piring.

“Lho, nasi itu ditukar sate?” tanyaku heran.

“Bukan ! Mama beli Sate, dan nasi itu Mama berikan pada Ibu penjual Sate...”


Aku agak mengekeh. Penjual makanan kok, diberi makanan. Mama kemudian bertutur kalau nasi itu langsung dimakan oleh Ibu penjual Sate. Katanya enak, enak sekali....
Dari cerita Mama itu aku menyimpulkan kalau ibu Sate ini sangat menikmati nasi itu.

Aku kemudian trenyuh dengan kisah Mama selanjutanya. Ternyata Ibu Sate itu punya 4 anak, jadi 2 bungkus itu akan ia bawa pulang, ia ‘persembahkan’ untuk anak-anaknya. Aku memakai kata ‘persembahkan’ karena menurutku, itu kata yang tepat. Seorang ibu muda yang bekerja susah payah berjualan sate, keliling tempat satu ke tempat lain. Ia berjalan kaki membawa barang dagangan di atas kepala. Ketika ia mendapatkan makanan yang tidak pernah ia makan, ibu ini masih ingat akan anak-anaknya di rumah. Aku menjadi tertegun. Andai saja aku benar aku benar-benar menolak nasi itu, Ibu Sate ini tidak jadi makan nasi itu dan keempat anknya pun tidak.


Kawan, jika Sang Khalik menitipkan rejeki untuk orang yang membutuhkannya jangan menolak atau menundanya, ya...




(Terimakasih, Bibi untuk Nasi Bu Kris pemberianmu)

No comments: