Friday, January 20, 2006

...Pertengkaran Tengah Malam....

(November 2006)

(Aku sedikit malu sebenarnya mengingat kejadian itu, tapi aku enggak pernah lupa...Karna aku belajar tentang sesuatu)


Malam itu aku tegang sekali.. Seharian kami telah lelah syuting, Kala itu kami ambil gambar di Tretes, dekat Vila Stefy. Sepanjang sore kami menghabiskan waktu di padang rumput di atas bukit (bermandikan kemilau surya dan desiran angin sepoi). Namun esok hari pukul 4 pagi kami harus bangun dan ambil gambar lagi sampai sore (karna sebelum pukul 18.30 kami harus pulang ke Surabaya).
AKu tidak bisa memejamkan mata. Entah kenapa aku sangat terganggu dengan suara-suara obrolan. Dua sahabatku (mereka Produser dan mitra Sutradaraku di film ini) di ruang tengah dan aku di kamar. Mereka berisik sekali (menurutku waktu itu). AKu meminta mereka beberapa kali untuk segera tidur saja, karna ini sudah jam 12 malam, sedangkan jam 4 pagi semua harus sudah siap-siap ambil gambar. Semua kru dan pemain telah berada dalam kamar masing-masing kecuali mereka berdua, bahkan. Aku sangat2 khawatir dengan kesehatan mereka. Semua butuh istirahat di tengah2 kerja keras seperti waktu itu.
Kepalaku mau pecah dan aku JENGKEL SEKALI , karena mereka tidak kunjung beristirahat. Emosiku berhamburan keluar. AKu benar-benar MEMAKSA MEREKA untuk segera masuk kamar. Tentu saja respon keduanya yang masih membandel (- menurutku waktu itu) samakin membuatku bernafsu untuk marah. Usahaku berhasil. Meski aku harus menuai CELAAN yang SANGAT MENYAKITKAN hatiku, mereka dengan terpaksa berbaring tidur. Kepalaku pecah dan aku sangat-sangat depresi. Jantungku berdebar dan darah tinggiku kumat seketika...
Fiuh... Aku hanya ingin menyayangi mereka dg meminta mereka untuk beristirahat. Menurutku itu yang terbaik. Aku menyadari beberapa hal kini bahwa yang terbaik buatku belum tentu buat orang lain. Kedua : Kalaupun itu yang terbaik, setidaknya aku harus dapat mengungkapkan itu dengan kasih tulus, seperti yang diajarkan Sang Khalik padaku selama ini. Ketiga : aku harus bersabar. Keempat : aku harus bersabar. Kelima : aku harus bersabar. Keenam : aku harus bersabar. Ketujuh, kedelapan, keduaribu delapan ratus.. bla...bla...bla... aku harus bersabar
Fiuh......
Susah juga! Namun kalau aku bersabar waktu itu, Pertengkaran itu pasti tidak pernah terjadi.

("Sorry Stefy, Sorry Danu.. I love you bro...")

No comments: